KB SUNTIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kontrasepsi
berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi
adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel
sperma.
Di
Indonesia sejak zaman dulu telah dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk
mencegah kehamilan. Di Indonesia keluarga berencana modren mulai dikenal pada
tahun 1953. Pada waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan, dan tokoh
masyarakat telah mulai membantu masyarakat memecahkan masalah-masalah
pertumbuhan penduduk. Secara ringkas, inovasi teknologi kontrasepsi dimulai
dengan cara sederhana seperti kondom, pil KB, suntik, susuk dan akhirnya cara
yang sangat mantap yaitu kontrasepsi pembedahan seperti tubektomi dan
vasektomi.
Misi
Program KB Nasional salah satunya adalah meningkatkan kualitas pelayanan KB dan
Kesehatan Reproduksi. Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No. 10 th
1992 adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Program
KB secara Nasional berkaitan erat dengan program Nasional di bidang kesehatan,
karena program KB Nasional bersifat mendukung dan mempunyai sasaran serupa
dengan program kesehatan. Program Keluarga Berencana Nasional memberikan arahan
kebijakan untuk meningkatkan kualitas penduduk melalui pegendalian kelahiran,
memperkecil angka kematian dan peningkatan kualitas program KB.
Program
Keluarga Berencana (KB) salah satunya KB suntik pada dasarnya kurang berhasil
yang dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan ibu, sikap,
jumlah anak, dukungan suami. Salah satu yang mempengaruhi kurangnya kepatuhan
pemakaian KB suntik salah satunya tingkat pengetahuan ibu, sikap dan faktor
pendukung lainnya, dimana sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan
yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani
program KB suntik juga akan berkurang.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan KB suntik
?
2. Apa
saja jenis-jenis KB suntik ?
3.
Bagaimana Efektifitas dari KB suntik ?
4.
Bagaimana cara kerja KB suntik ?
5. Apa
saja kelemahan dan kelebihan KB suntik ?
6. Apa
efek samping dari KB suntik ?
7.
Bagaimana indikasi dan kontra indikasi KB suntik ?
8.
Bagaimana cara pemasangan KB suntik ?
1.3
Tujuan penulis
Diharapkan
kepada pembaca terutama mahasiswa kebidanan untuk mengarti dan memahami
khususnya tentang kontrasepsi KB suntik sehingga dapat memberikan konseling dan
penatalaksanaan pada setiap akseptor KB.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
2.1.1 Pengertian Keluarga Berencana
a.
Keluarga berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
2004:472).
b.
Menurut WHO (World Health Organization) / Expert Committee 1970 adalah tindakan
yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk:
1)
Mendapatkan objektif tertentu.
2)
Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
3)
Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan.
4)
Mengatur interval diantara kehamilan.
5)
Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami
istri.(Hartanto, 2003:14)
2.1.2
Pengertian Keluarga Berencana Suntik ( KB suntik )
Menurut
beberapa pendapat tentang pengertian KB suntik yaitu
a.
Keluarga berencana suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan melalui
suntikan. Metode suntikan telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana
nasional serta peminatnya makin bertambah. Tingginya peminat suntikan oleh
karena aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai
pasca persalinan (Manuaba, 2002).
b.
Keluarga berencana suntik merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode
yang dalam penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan
pemakaian relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah bila
dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana (BKKBN, 2002).
Kontrasepsi
suntikan progestin adalah mencegah terjadinya kehamilan dengan cara disuntik
intra muskuler yang berdaya kerja 3 bulan dan tidak membutuhkan pemakaian
setiap hari atau setiap akan mengandung hormon progesteron dan tidak mengganggu
produksi ASI.
Kontraspsi suntik adalah
alat kontrasepsi berupa cairan, yang hanya berisi hormon progesteron
disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodik.
Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan. Kontrasepsi suntik digunakan adalah Noretisteron Enantat, Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), cyclofem. Salah satu kontrasepsi modern yang sering digunakan DMPA yang berisi depro medroksi progerteron asetat sebanyak 150 mg dengan guna 3 bulan.
Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan. Kontrasepsi suntik digunakan adalah Noretisteron Enantat, Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), cyclofem. Salah satu kontrasepsi modern yang sering digunakan DMPA yang berisi depro medroksi progerteron asetat sebanyak 150 mg dengan guna 3 bulan.
2.2 KLASIFIKASI
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang
hanya mengandung progestin, yaitu:
1. Depo
Medroksi Progesteron Asetat (DMPA)
Yaitu
depo provera yang merupakan 6-alfa-medroxyprogesterone yang digunakan untuk
tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesteron yang kuat dan sangat
efektif. Obat ini termasuk obat Depo noristerat juga termasuk dalam golongan
ini (Wiknjosastro, 2006).
Mengandung
150 mg DMPA yang diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik intra muskuler (
IM ). Depo provera atau depo metroxy progesteron asetat adalah satu sintesa progestin
yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari tubuh wanita. Obat ini dicoba
pada tahun 1958 untuk mengobati abortus habitualis dan endometriosis ternyata
pada pengobatan abortus habitualis seringkali terjadi kemandulan setelah
kehamilan berakhir. Depo provera sebagai obat kontrasepsi suntikan ternyata
cukup manjur dan aman dalam pelayanan keluarga berencana. Anggapan bahwa depo
provera dapat menimbulkan kanker pada leher rahim atau payudara pada wanita
yang mempergunakannya, belum didapat bukti-bukti yang cukup tegas, bahkan
sebaliknya.
a.
Mekanisme metode suntik keluarga berencana (KB) tribulanan yaitu:
· Obat ini menghalangi
terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing factor dan
hipotalamus.
· Leher serviks bertambah
kental, sehingga menghambat penetrasi sperma melalui serviks uteri.
· Implantasi ovum dalam
endometrium dihalangi.
· Kecepatan transport ovum
melalui tuba berubah.
b.
Keuntungan metode suntik tribulanan
· Efektifitas tinggi.
· Sederhana pemakaiannya.
· Cukup menyenangkan bagi
akseptor (injeksi hanya 4x setahun).
· Reversible (kesuburan
dapat kembali).
· Cocok untuk ibu-ibu yang
menyusui anak.
c.
Kekurangan metode Depot medroxy progesterone acetate menurut Wiknjosastro
(2006) yaitu:
· Sering menimbulkan
perdarahan yang tidak teratur (spotting breakthrough bleeding).
· Dapat menimbulkan
amenorhoe.
· Berat badan yang
bertambah 2,3 kilogram pada tahun pertama dan meningkat 7,5 kilogram selama
enam tahun.
· Sakit kepala.
· Pada sistem
kardiovaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin ada sedikit peninggian dari
kadar insulin dan penurunan HDL kolesterol.
2. Depo
Noretisteron Enantat (Depo Noristerat)
Mengandung
200 mg Noratindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra
muskuler ( IM ). Noristerat adalah obat yang disuntikkan (secara Depot). 1 ampul Noriterat berisi 200 mg Noratindron
Enantat dalam larutan minyak. Larutannya merupakan campuran benzyl benzoate dan
castor oil dalam perbandingan 4 : 6.
Efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui lender cerviks.
Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan fertilitas biasanya kembali dalam waktu
beberapa minggu. Karena pada beberapa kasus mungkin akan terjadi
perdarahan-perdarahan yang atypis, maka perlu diberitahukan terlebih dahulu
kepada setiap calon akseptor akan kemungkinan hal ini.
3.
Kontrasepsi Kombinasi (Depo estrogen-progesteron )
Jenis
suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5
mg Estrogen Sipionat.
2.3 CARA KERJA
Secara
umum kerja dari KB suntik adalah:
· Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi
sehingga menghambat lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga
tidak terjadi ovulasi. Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun
dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan
mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH).
·
Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks
yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal pada
lendir serviks. Sekret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh
progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa.
·
Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari ovum yang telah
di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi,
yang diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari
ovum yang telah di buahi.
·
Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi kecepatan
transport ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap
kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba.
2.4
EFEKTIVITAS
Jenis
kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk suntikan
yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi resiko lupa minum
pil dan dapat bekerja efektif selama 3 bulan. Efek samping biasanya terjadi
pada wanita yang menderita diabetes atau hipertensi. Efektif bagi wanita yang
tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi,
trombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat strok. Tidak cocok buat
wanita perokok, karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah.
Kedua
kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan dilakukan secara
teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.Tersedia suntik 1 bulan ( estrogen
+ progesterone ) dan 3 bulan ( depot progesteron ). Cukup praktis tetapi karena
memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif sering
mengalami efek samping yang agak berat.
Kontrasepsi
suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan. Suntikan setiap 3 bulan ( Depoprovera ), setiap 10 minggu ( Norigest
), dan setiap bulan ( Cyclofem ).
Salah satu
keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini
juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar. Sayangnya, bisa
membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan meningkat. Kemudian lapisan dari
lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama
sekali. Perdarahan tidak menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3 - 5 wanita hamil
dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.
2.5
KEUNTUNGAN
a.
Sangat efektif , karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi sehari hari
dalam
penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak di pengaruhi kelalaian atau
faktor lupa dan sangat praktis.
b.
Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c.
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
d.
Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung, dan gangguan pembekuan darah.
e.
Tidak memiliki pengaruh pada ASI, hormon progesteron dapat meningkatkan
kualitas air susu ibu ( ASI ) sehingga kontrasepsi suntik sangat cocok pada ibu
menyusui. Konsentrasi hormon di dalam air susu ibu sangat kecil dan tidak di
temukan adanya efek hormon pada pertumbuhan serta perkembangan bayi.
f.
Sedikit efek samping.
g.
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
h.
Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause.
i.
Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker endometrium.
j.
Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
k.
Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
l.
Menurunkan krisis anemia bulan sabit ( sickle cell ).
2.6
EFEK SAMPING
1. Gangguan haid seperti:
•
Siklus haid yang memendek atau memanjang
•
Perdarahan yang banyak atau sedikit
•
Perdarahan tidak teratur atau bercak (spotting)
• Tidak
haid sama sekali atau amenorhoe
1) Pelayanan konseling.
· Memberikan penjelasan
kepada calon akseptor keluarga berencana suntik bahwa pada pemakaian suntik
dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut yang merupakan akibat dari hormonal
alat kontrasepsi suntik.
2) Penanggulangan dan
pengobatan.
· Bila pasien ingin haid
dapat diberikan keluarga berencana pil hari I sampai II masing - masing tiga
tablet. Selanjutnya hari IV 1x1 selama 4-5 hari. Bila terjadi perdarahan dapat
pula diberikan preparat estrogen misalnya lynoral 2x1 sehari sampai perdarahan
berhenti. Setelah berhenti dapat dilaksanakan tapering of (1x1 tablet) selama
beberapa hari. Dosis dapat ditingkatkan bila perlu.
2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana
pelayanan kesehatan (harus kembali untuk
jadwal suntikan berikutnya)
3.
Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, harus menunggu sampai masa efektifnya
habis (3 bulan)
4.
Permasalahan berat badan merupakan efeksamping tersering.
Umumnya
pertambahan berat badan tidak terlalu besar, 2,3 kilogram pada tahun pertama
dan meningkat 7,5 kilogram selama enam tahun. Pertambahan berat badan tidak jelas.
Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh. Hipotesa para ahli ini
diakibatkan hormon merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang
menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya. Pengobatannya diet
rendah kalori dianjurkan, disertai olah raga seperti senam dan sebagainya. Bila
terlalu kurus dianjurkan untuk diet tinggi kalori, bila berhasil dianjurkan
untuk mengganti cara kontrasepsi non hormonal.
5.
Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS, hepatitis B dan virus HIV
6.
Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian bukan karena
terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum
habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
7. Pada
penggunaan jangka panjang yaitu diatas 3 tahun penggunaan dapat:
a.
Menurunkan kepadatan tulang ( densitas )
b.
Menimbulkann kekeringan pada vagina.
c.
Depresi.
1)
Gejala dan keluhan.
· Rasa
lesu, tidak bersemangat dalam kerja atau kehidupan.
2)
Penanggulangan dan pengobatan.
·
Menjelaskan pada calon akseptor guna menghindari perasaan bersalah dari calon
akseptor.
3)
Pengobatan medis.
·
Terapi psikologis bagi yang menderita depresi. Pemberian vitamin-vitamin
seperti vitamin B 60 milligram.
d.
Keputihan.
3)
Gejala dan keluhan.
·
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang senggama dan terasa
mengganggu. Berbahaya bila berbau, panas atau terasa gatal.
4)
Konseling.
·
Menjelaskan bahwa pada peserta KB suntik jarang terjadi keputihan. Bila terjadi
keputihan harus dicari penyebabnya dan diberikan pengobatan.
5)
Pengobatan medis.
· Pada
kasus dimana cairan berlebihan dapat diberikan preparat anti cholinergic
seperti Extract belladonna 10 milligram 2x1 tablet, untuk mengurangi cairan
tersebut.
e.
Jerawat.
1)
Gejala dan keluhan.
·
Timbulnya jerawat di badan atau wajah dapat disertai infeksi atau tidak.
2)
Penanggulangan dan pengobatan.
·
Pemberian vitamin A dan E dengan dosis tinggi, bila disertai infeksi dapat
diberikan preparat Tetracycline 25 milligram 2x1 kapsul selama 1 atau 2 minggu.
f.
Perubahan libido.
1)
Gejala dan keluhan.
·
Menurunnya atau meningkatnya libido akseptor, hal ini bersifat subjektif dan
sulit dinilai.
2)
Konseling.
·
Menjelaskan kepada pasien kemungkinan hal ini, dan sifatnya yang subjektif.
g. Pusing
dan sakit kepala.
1)
Gejala dan keluhan.
· Rasa
berputar atau sakit pada kepala yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi
atau pada seluruh bagian kepala. Biasanya bersifat sementara.
2)
Penanggulangan medis.
·
Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan, misalnya: acetosal 500
milligram 3x1 table/hari atau paracetamol 500 milligram.
h.
Hematoma.
1)
Gejala dan keluhan.
· Warna
biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan bawah kulit.
2)
Penanggulangan.
·
Menjelaskan kepada calon akseptor kemungkinan terjadi hal ini.
3)
Pengobatan medis.
·
Kompres dingin pada daerah yang membiru selama dua hari, setelah itu dirubah
kompres panas hingga warna biru kekuningan hilang.
2.7 INDIKASI
Indikasi
pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian
kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai
harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang
menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan
sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang
sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu
proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.
Indikasi
pemakaian suntikan kombinasi :
1. Usia
reproduksi (20-30 tahun).
2.
Nulipara dan yang telah memiliki anak.
3.
Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.
4.
Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan.
5.
Pasca persalian dan tidak menyusui.
6.
Perokok.
7.
Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalahgangguan pembekuan darah atau
anemia bulan sabit.
8.
Menggunakan obat epilepsi ( fenitoin dan barbiturat ) atau obat tuberculosis
(
rifampisin )
9.
Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen.
10.
Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
11.
Anemia defisiensi besi.
12.
Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil
kontrasepsi kombinasi.
2.8 KONTRA INDIKASI
1.
Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
2. Ibu
menginginkan haid teratur
3.
Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
4. Ibu
yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises, hipertensi.
5.
Kanker payudara atau organ reproduksi.
6.
Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat,
sedang dalam persiapan operasi.
7.
Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi
pantangan penggunaan KB suntik ini.
8.
Perdarahan saluram genital yang tidak terdiagnosis.
9. Penyakit
arteri berat di masa lalu atau saat ini
10.
Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral kombinasi yang bukan
disebabkan oleh estrogen.
11.
Adanya penyakit kanker hati.
12.
Depresi berat. (Everent,2007)
2.9 WAKTU MULAI PENGGUNAAN :
Waktu
Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
Adapun
waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan progestin adalah sebagai berikut:
1)
Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
2) Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama
dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7
hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
3) Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal
lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah
menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut
tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu
sampai haid berikutnya datang.
4) Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi
jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain
lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal
kontrasepsi suntikan sebelumnya.
5) Ibu
yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan
dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya
tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke
7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
6) Ibu
ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat
diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi
tambahan.
7) Bila suntikan pertama diberikan setelah haid
ke 7 siklus haid, tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.
8) Bila
Ibu tersebut pasca persalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan
pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil
9) Bila
pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka
suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.
10)
Bila pasca persalinan < 6 bulan dan menyusui, jangan diberikan suntikan
kombinasi.
11)
Pasca keguguran suntikan suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam
waktu 7 hari.
2.10 CARA PENGGUNAAN
a.
Kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intromuskuler dalam di daerah pantat. Apabila suntik diberikan terlalu dankal,
penyerapan kontrasepsi suntikn akan lambat dan tidak bekerja segera dan
efaktif. Suntikan diberikan setiap 90 hari pemberian kontrasepsi suntikan
Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan
injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.
b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan
kapas alkohol yang dibasahi oleh etil atau isopropil alkohol 60-90%. Biarkan
kulit kering sebelum disuntik, setelah kulit kering baru disuntik.
c.
Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara,
kontrasepsi tidak perlu di dinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar
vial, upayakan menghilangkannya dengan cara menghangatkannya.
2.11 PERINGATAN BAGI AKSEPTOR
a.
Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
b.
Nyeri abdomen bawah yang berat, kemungkinan gejala kehamilan ektopik
tergantung.
c.
Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
d.
Sakit kepala, migrain, sakit kepala berulang yang berat/kaburnya penglihatan.
e.
Peredarahan berat yang 2x lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak
dalam waktu 1 periode masa haid.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
·
Kontrasepsi suntikan progestin adalah mencegah terjadinya kehamilan dengan cara
disuntik intra muskuler ( IM ) yang berdaya kerja 3 bulan dan tidak membutuhkan
pemakaian setiap hari.
· Jenis – jenis KB suntik adalah Depo Medroksi
Progesteron Asetat (DMPA), Depo Noreterat Enantat (Depo Noristerat),
kontrasepsi kombinasi. Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah
penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan
pembekuan darah serta riwayat stroke.
· Cara
kerja KB suntik untuk mencegah ovulasi, Lendir serviks menjadi kental dan
sedikit, Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi
dari ovum yang telah di buahi, Menghambat transportasi gamet dan tuba.
·
Kekurangan dalam menggunakan KB suntik adalah dapat mengalami perdarahan bercak
di luar siklus haid atau justru haid manjadi jarang. Setelah Anda berhenti
menyuntik, mungkin butuh waktu beberapa bulan untuk kembali pada siklus biasa.
·
Kelebihan dalam menggunakan KB suntik adalah Sangat efektif, Meningkatkan
kuantitas air susu pada ibu yang menyusui, Efek samping sangat kecil yaitu
tidak mempunyai efek yang serius terhadap kesehatan,Tidak berpengaruh pada
hubungan suami istri, dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
menopause, membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker endometrium.
· Efek
samping dalam mengguankan KB suntik adalah Gangguan haid, Tidak dapat dihentikan
sewaktu-waktu, harus menunggu sampai masa efektifnya habis (3 bulan), Berat
badan bertambah, mual, muntah, sakit kepala, panas dingin.
·
Indikasi kontrasepsi suntik adalah Usia reproduksi (20-30 tahun), telah
memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak, Ingin mendapatkan kontrasepsi
dengan efektifitas yang tinggi, menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6
bulan.
· Kontraindikasi kontrasepsi suntik adalah
Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan, ibu yang menderita sakit kuning
(liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), Hipertensi (tekanan
darah tinggi), kanker payudara atau organ reproduksi.
·
Kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intromuskuler dalam di daerah pantat, Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan
kapas alcohol, Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung
udara.
3.2 SARAN
Diharapkan
pada seluruh tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang kompeten
khususnya pada kontrasepsi KB suntik,
sehingga dengan tenaga yang terlatih dapat menurunkan angka kelahiran sesuai
dengan tujuan umum dari ber-KB.
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN, 2002. Informasi
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN.
BKKBN, 2004. Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi: Kebijakan Program dan Kegiatan tahun
2005-2009. Jakarta: BKKBN.
BKKBN, 2005. Unit
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN.
Hartanto, 2002. Keluarga
Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Mansjoer, 2003. Kapita
Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indoensia.
Manuaba, 2002. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC.
Saifuddin. B A.
Affandi. B ( Ed.). 2006. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontraseps.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Varney, 2007. Buku
Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4. Jakarta: EGC.
Verralls, 2008. Anatomi
dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan Edisi ke 3. Jakarta: EGC
Wiknjosastro, 2009. Ilmu
Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar