Minggu, 07 Juli 2013

KB SUNTIK

KB SUNTIK
BAB I
PENDAHULUAN
          1.1 Latar belakang
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma.
Di Indonesia sejak zaman dulu telah dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk mencegah kehamilan. Di Indonesia keluarga berencana modren mulai dikenal pada tahun 1953. Pada waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan, dan tokoh masyarakat telah mulai membantu masyarakat memecahkan masalah-masalah pertumbuhan penduduk. Secara ringkas, inovasi teknologi kontrasepsi dimulai dengan cara sederhana seperti kondom, pil KB, suntik, susuk dan akhirnya cara yang sangat mantap yaitu kontrasepsi pembedahan seperti tubektomi dan vasektomi.
Misi Program KB Nasional salah satunya adalah meningkatkan kualitas pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi. Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No. 10 th 1992 adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Program KB secara Nasional berkaitan erat dengan program Nasional di bidang kesehatan, karena program KB Nasional bersifat mendukung dan mempunyai sasaran serupa dengan program kesehatan. Program Keluarga Berencana Nasional memberikan arahan kebijakan untuk meningkatkan kualitas penduduk melalui pegendalian kelahiran, memperkecil angka kematian dan peningkatan kualitas program KB.
Program Keluarga Berencana (KB) salah satunya KB suntik pada dasarnya kurang berhasil yang dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan ibu, sikap, jumlah anak, dukungan suami. Salah satu yang mempengaruhi kurangnya kepatuhan pemakaian KB suntik salah satunya tingkat pengetahuan ibu, sikap dan faktor pendukung lainnya, dimana sikap yang positif tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB suntik juga akan berkurang.
          1.2 Rumusan masalah
          1. Apa yang dimaksud dengan KB suntik ?
2. Apa saja jenis-jenis KB suntik ?
3. Bagaimana Efektifitas dari KB suntik ?
4. Bagaimana cara kerja KB suntik ?
5. Apa saja kelemahan dan kelebihan KB suntik ?
6. Apa efek samping dari KB suntik ?
7. Bagaimana indikasi dan kontra indikasi KB suntik ?
8. Bagaimana cara pemasangan KB suntik ?
1.3 Tujuan penulis
Diharapkan kepada pembaca terutama mahasiswa kebidanan untuk mengarti dan memahami khususnya tentang kontrasepsi KB suntik sehingga dapat memberikan konseling dan penatalaksanaan pada setiap akseptor KB.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1    DEFINISI
   2.1.1 Pengertian Keluarga Berencana
a. Keluarga berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2004:472).
b. Menurut WHO (World Health Organization) / Expert Committee 1970 adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk:
1) Mendapatkan objektif tertentu.
2) Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
3) Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan.
4) Mengatur interval diantara kehamilan.
5) Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.(Hartanto, 2003:14)
2.1.2 Pengertian Keluarga Berencana Suntik ( KB suntik )
Menurut beberapa pendapat tentang pengertian KB suntik yaitu
a. Keluarga berencana suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan melalui suntikan. Metode suntikan telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya makin bertambah. Tingginya peminat suntikan oleh karena aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pasca persalinan (Manuaba, 2002).
b. Keluarga berencana suntik merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana (BKKBN, 2002).
Kontrasepsi suntikan progestin adalah mencegah terjadinya kehamilan dengan cara disuntik intra muskuler yang berdaya kerja 3 bulan dan tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan mengandung hormon progesteron dan tidak mengganggu produksi ASI.
Kontraspsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan, yang hanya berisi hormon progesteron disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodik.
Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan. Kontrasepsi suntik digunakan adalah Noretisteron Enantat, Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), cyclofem. Salah satu kontrasepsi modern yang sering digunakan DMPA yang berisi depro medroksi progerteron asetat sebanyak 150 mg dengan guna 3 bulan.
2.2   KLASIFIKASI
  Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:
1. Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA)
Yaitu depo provera yang merupakan 6-alfa-medroxyprogesterone yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesteron yang kuat dan sangat efektif. Obat ini termasuk obat Depo noristerat juga termasuk dalam golongan ini (Wiknjosastro, 2006).
Mengandung 150 mg DMPA yang diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik intra muskuler ( IM ). Depo provera atau depo metroxy progesteron asetat adalah satu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesteron asli dari tubuh wanita. Obat ini dicoba pada tahun 1958 untuk mengobati abortus habitualis dan endometriosis ternyata pada pengobatan abortus habitualis seringkali terjadi kemandulan setelah kehamilan berakhir. Depo provera sebagai obat kontrasepsi suntikan ternyata cukup manjur dan aman dalam pelayanan keluarga berencana. Anggapan bahwa depo provera dapat menimbulkan kanker pada leher rahim atau payudara pada wanita yang mempergunakannya, belum didapat bukti-bukti yang cukup tegas, bahkan sebaliknya.
a. Mekanisme metode suntik keluarga berencana (KB) tribulanan yaitu:
· Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing factor dan hipotalamus.
· Leher serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi sperma melalui serviks uteri.
· Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi.
· Kecepatan transport ovum melalui tuba berubah.
b. Keuntungan metode suntik tribulanan
· Efektifitas tinggi.
· Sederhana pemakaiannya.
· Cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4x setahun).
· Reversible (kesuburan dapat kembali).
· Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak.
c. Kekurangan metode Depot medroxy progesterone acetate menurut Wiknjosastro (2006) yaitu:
· Sering menimbulkan perdarahan yang tidak teratur (spotting breakthrough bleeding).
· Dapat menimbulkan amenorhoe.
· Berat badan yang bertambah 2,3 kilogram pada tahun pertama dan meningkat 7,5 kilogram selama enam tahun.
· Sakit kepala.
· Pada sistem kardiovaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin ada sedikit peninggian dari kadar insulin dan penurunan HDL kolesterol.
2. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat)
Mengandung 200 mg Noratindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra muskuler ( IM ). Noristerat adalah obat yang disuntikkan (secara Depot).   1 ampul Noriterat berisi 200 mg Noratindron Enantat dalam larutan minyak. Larutannya merupakan campuran benzyl benzoate dan castor oil dalam perbandingan   4 : 6. Efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui lender cerviks. Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan fertilitas biasanya kembali dalam waktu beberapa minggu. Karena pada beberapa kasus mungkin akan terjadi perdarahan-perdarahan yang atypis, maka perlu diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap calon akseptor akan kemungkinan hal ini.
3. Kontrasepsi Kombinasi (Depo estrogen-progesteron )
Jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat.
2.3 CARA KERJA
Secara umum kerja dari KB suntik adalah:
·  Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH).
· Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal pada lendir serviks. Sekret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa.
· Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di buahi.
· Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba.
2.4 EFEKTIVITAS
Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3 bulan. Efek samping biasanya terjadi pada wanita yang menderita diabetes atau hipertensi. Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat strok. Tidak cocok buat wanita perokok, karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah.
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.Tersedia suntik 1 bulan ( estrogen + progesterone ) dan 3 bulan ( depot progesteron ). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat.
Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan ( Depoprovera ), setiap 10 minggu ( Norigest ), dan setiap bulan ( Cyclofem ).
Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar. Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan meningkat. Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali. Perdarahan tidak menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3 - 5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.
2.5 KEUNTUNGAN
a. Sangat efektif , karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi sehari hari
dalam penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak di pengaruhi kelalaian atau faktor lupa dan sangat praktis.
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
d. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
e. Tidak memiliki pengaruh pada ASI, hormon progesteron dapat meningkatkan kualitas air susu ibu ( ASI ) sehingga kontrasepsi suntik sangat cocok pada ibu menyusui. Konsentrasi hormon di dalam air susu ibu sangat kecil dan tidak di temukan adanya efek hormon pada pertumbuhan serta perkembangan bayi.
f. Sedikit efek samping.
g. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
h. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause.
i. Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker endometrium.
j. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
k. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
l. Menurunkan krisis anemia bulan sabit ( sickle cell ).
2.6 EFEK SAMPING
1.  Gangguan haid seperti:
• Siklus haid yang memendek atau memanjang
• Perdarahan yang banyak atau sedikit
• Perdarahan tidak teratur atau bercak (spotting)
• Tidak haid sama sekali atau amenorhoe
1) Pelayanan konseling.
· Memberikan penjelasan kepada calon akseptor keluarga berencana suntik bahwa pada pemakaian suntik dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut yang merupakan akibat dari hormonal alat kontrasepsi suntik.
2) Penanggulangan dan pengobatan.
· Bila pasien ingin haid dapat diberikan keluarga berencana pil hari I sampai II masing - masing tiga tablet. Selanjutnya hari IV 1x1 selama 4-5 hari. Bila terjadi perdarahan dapat pula diberikan preparat estrogen misalnya lynoral 2x1 sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah berhenti dapat dilaksanakan tapering of (1x1 tablet) selama beberapa hari. Dosis dapat ditingkatkan bila perlu.
2.   Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk   jadwal suntikan berikutnya)
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, harus menunggu sampai masa efektifnya habis (3 bulan)
4. Permasalahan berat badan merupakan efeksamping tersering.
Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, 2,3 kilogram pada tahun pertama dan meningkat 7,5 kilogram selama enam tahun. Pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh. Hipotesa para ahli ini diakibatkan hormon merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya. Pengobatannya diet rendah kalori dianjurkan, disertai olah raga seperti senam dan sebagainya. Bila terlalu kurus dianjurkan untuk diet tinggi kalori, bila berhasil dianjurkan untuk mengganti cara kontrasepsi non hormonal.
5. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan IMS, hepatitis B dan virus HIV
6. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian bukan karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
7. Pada penggunaan jangka panjang yaitu diatas 3 tahun penggunaan dapat:
a. Menurunkan kepadatan tulang ( densitas )
b. Menimbulkann kekeringan pada vagina.
c. Depresi.
1) Gejala dan keluhan.
· Rasa lesu, tidak bersemangat dalam kerja atau kehidupan.
2) Penanggulangan dan pengobatan.
· Menjelaskan pada calon akseptor guna menghindari perasaan bersalah dari calon akseptor.
3) Pengobatan medis.
· Terapi psikologis bagi yang menderita depresi. Pemberian vitamin-vitamin seperti vitamin B 60 milligram.
d. Keputihan.
3) Gejala dan keluhan.
· Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang senggama dan terasa mengganggu. Berbahaya bila berbau, panas atau terasa gatal.
4) Konseling.
· Menjelaskan bahwa pada peserta KB suntik jarang terjadi keputihan. Bila terjadi keputihan harus dicari penyebabnya dan diberikan pengobatan.
5) Pengobatan medis.
· Pada kasus dimana cairan berlebihan dapat diberikan preparat anti cholinergic seperti Extract belladonna 10 milligram 2x1 tablet, untuk mengurangi cairan tersebut.
e. Jerawat.
1) Gejala dan keluhan.
· Timbulnya jerawat di badan atau wajah dapat disertai infeksi atau tidak.
2) Penanggulangan dan pengobatan.
· Pemberian vitamin A dan E dengan dosis tinggi, bila disertai infeksi dapat diberikan preparat Tetracycline 25 milligram 2x1 kapsul selama 1 atau 2 minggu.
f. Perubahan libido.
1) Gejala dan keluhan.
· Menurunnya atau meningkatnya libido akseptor, hal ini bersifat subjektif dan sulit dinilai.
2) Konseling.
· Menjelaskan kepada pasien kemungkinan hal ini, dan sifatnya yang subjektif.
g. Pusing dan sakit kepala.
1) Gejala dan keluhan.
· Rasa berputar atau sakit pada kepala yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau pada seluruh bagian kepala. Biasanya bersifat sementara.
2) Penanggulangan medis.
· Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan, misalnya: acetosal 500 milligram 3x1 table/hari atau paracetamol 500 milligram.
h. Hematoma.
1) Gejala dan keluhan.
· Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan bawah kulit.
2) Penanggulangan.
· Menjelaskan kepada calon akseptor kemungkinan terjadi hal ini.
3) Pengobatan medis.
· Kompres dingin pada daerah yang membiru selama dua hari, setelah itu dirubah kompres panas hingga warna biru kekuningan hilang.
2.7   INDIKASI
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.
Indikasi pemakaian suntikan kombinasi :
1. Usia reproduksi (20-30 tahun).
2. Nulipara dan yang telah memiliki anak.
3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.
4. Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan.
5. Pasca persalian dan tidak menyusui.
6. Perokok.
7. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalahgangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
8. Menggunakan obat epilepsi ( fenitoin dan barbiturat ) atau obat tuberculosis
( rifampisin )
9. Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung  estrogen.
10. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
11. Anemia defisiensi besi.
12. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
2.8   KONTRA INDIKASI
1. Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin 7 per  100.000 kelahiran)
2. Ibu menginginkan haid teratur
3. Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
4. Ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises, hipertensi.
5. Kanker payudara atau organ reproduksi.
6. Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi.
7. Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.
8. Perdarahan saluram genital yang tidak terdiagnosis.
9. Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini
10. Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral kombinasi yang bukan disebabkan oleh estrogen.
11. Adanya penyakit kanker hati.
12. Depresi berat. (Everent,2007)

2.9    WAKTU MULAI PENGGUNAAN :
Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
Adapun waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan progestin adalah sebagai berikut:
1) Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
2)  Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
3)  Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
4)  Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan sebelumnya.
5) Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
6) Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan.
7)  Bila suntikan pertama diberikan setelah haid ke 7 siklus haid, tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.
8) Bila Ibu tersebut pasca persalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil
9) Bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.
10) Bila pasca persalinan < 6 bulan dan menyusui, jangan diberikan suntikan kombinasi.
11) Pasca keguguran suntikan suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari.
2.10  CARA PENGGUNAAN
a. Kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intromuskuler dalam di daerah pantat. Apabila suntik diberikan terlalu dankal, penyerapan kontrasepsi suntikn akan lambat dan tidak bekerja segera dan efaktif. Suntikan diberikan setiap 90 hari pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.
b.  Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil atau isopropil alkohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik, setelah kulit kering baru disuntik.
c. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara, kontrasepsi tidak perlu di dinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar vial, upayakan menghilangkannya dengan cara menghangatkannya.
2.11  PERINGATAN BAGI AKSEPTOR
a. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
b. Nyeri abdomen bawah yang berat, kemungkinan gejala kehamilan ektopik tergantung.
c. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
d. Sakit kepala, migrain, sakit kepala berulang yang berat/kaburnya penglihatan.
e. Peredarahan berat yang 2x lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam waktu 1 periode masa haid.

BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
· Kontrasepsi suntikan progestin adalah mencegah terjadinya kehamilan dengan cara disuntik intra muskuler ( IM ) yang berdaya kerja 3 bulan dan tidak membutuhkan pemakaian setiap hari.
·  Jenis – jenis KB suntik adalah Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), Depo Noreterat Enantat (Depo Noristerat), kontrasepsi kombinasi. Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke.
· Cara kerja KB suntik untuk mencegah ovulasi, Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, Menghambat transportasi gamet dan tuba.
· Kekurangan dalam menggunakan KB suntik adalah dapat mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid atau justru haid manjadi jarang. Setelah Anda berhenti menyuntik, mungkin butuh waktu beberapa bulan untuk kembali pada siklus biasa.
· Kelebihan dalam menggunakan KB suntik adalah Sangat efektif, Meningkatkan kuantitas air susu pada ibu yang menyusui, Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius terhadap kesehatan,Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai menopause, membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker endometrium.
· Efek samping dalam mengguankan KB suntik adalah Gangguan haid, Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, harus menunggu sampai masa efektifnya habis (3 bulan), Berat badan bertambah, mual, muntah, sakit kepala, panas dingin.
· Indikasi kontrasepsi suntik adalah Usia reproduksi (20-30 tahun), telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak, Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi, menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan.
·  Kontraindikasi kontrasepsi suntik adalah Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan, ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), Hipertensi (tekanan darah tinggi), kanker payudara atau organ reproduksi.
· Kontrasepsi suntik DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intromuskuler dalam di daerah pantat, Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol, Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara.
3.2   SARAN
Diharapkan pada seluruh tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan yang kompeten khususnya  pada kontrasepsi KB suntik, sehingga dengan tenaga yang terlatih dapat menurunkan angka kelahiran sesuai dengan tujuan umum dari ber-KB.


DAFTAR PUSTAKA
BKKBN, 2002. Informasi Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN.
BKKBN, 2004. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi: Kebijakan Program dan Kegiatan tahun 2005-2009. Jakarta: BKKBN.
BKKBN, 2005. Unit Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN.
Hartanto, 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Mansjoer, 2003. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indoensia.
Manuaba, 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC.
Saifuddin. B A. Affandi.  B ( Ed.). 2006. Buku Panduan Praktis  Pelayanan Kontraseps. Jakarta :   Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Varney, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4. Jakarta: EGC.
Verralls, 2008. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan Edisi ke 3. Jakarta: EGC
Wiknjosastro, 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar